Minggu, 09 Desember 2012

(pura-pura) Jatuh CintA ( ! )


kaca mata mata mata cinta
cinta tanpa kata tak lekas sirna
sebab makna kata cinta terkaca lewat mata
selayak mata bunda mata kekasih
tak berkata tapi sekekal mata kaca

kaca mata mata mata cinta
coba ingat Tuhan berkata, semua tempat itu surga jika ada cinta


tapi dimana cinta saat aku ingin menyapa?

dalam raga ada hati, dan dalam hati, ada satu ruang tak bernama.

di tanganmu tergenggam kunci pintunya.

dimana kamu sekarang ?! 

 



aku memihak cinta, sayangnya cinta tak memihak aku
tapi setidaknya aku bisa berpura-pura jatuh cinta,...




my life was so blur
and you come make it clear
like heaven was so near
i love you more than i can bear 

fall in love, be loved back
no regret, never look back
its so clear like color black
because of you, complete my lack

sweet moment, love is sweet
always sweet like ice cream
always be with you is my dream
thats my hope, cause i in love

never this sweet

 


kamu dimana kamu, huh ? 



Sabtu, 07 Juli 2012

Ngekos ala Asa




Anak kos dalam perantauan yang jauh dari subsidi orang tua, haruslah tahu cara mengatur pengeluaran mereka demi bisa bertahan dirimba kehidupan anak kos yang keras bin kere. Keuangan anak kos pas-pasan, makanya harus meminimalisir pengeluaran, tapi tolong bedakan antara  pelit dan perilaku hemat nan bersahaja.


Untuk itu, saya akan share tips and trik bahagia menjadi anak kos, seperti inilah trik simple ala Asa:

  • Ngepel pake 2 lembar tissue basah yang diperoleh dari temen.  Simple, higienis, harum. Kosan bersih dan harum, semua senang
  • Minum bawa botol dua buah ke kantor terus di refill untuk d minum d kosan, sehat menyegarkan.
  • Makan di warteg nasi setengah + gudeg + tahu/tempe = Rp. 3500. Perut kenyang kantong tenang.
  • Lebih asik lagi kalo bisa  makan siang dan sore bareng klien atau bareng atasan biar bisa “hemat”. Bos senang Bos Bayar (´ʃƪ `)
  • Cari kosan yang Rp 400rb atau Rp 300rb yang dket kantor, jalan pagi sehat menjauhkan gangguan kanker (kantong kering)
  • Cari kosan campur yang banyak cewenya, biar mereka nanti bersihin kamar mandi dan lorong + bisa pinjem peralatan dari mereka, ho2 lagiankan kalo pagi jadinya bisa cepet  melek (khusus cowo). Kebersihan itu indah, wanita juga indah ha2
  • Mandi sekali aja, kalo brangkat kantor, menghemat peralatan mandi. Yang penting di kantor keren, masalah di kosan mah tanggung sendiri aja, Ga semua hal tentang kita orang lain harus tau, yang penting keren diluar, hoho2
  • Manfaatkan barang bekas dikantor, contoh akua bekas, kertas bekas, plastik bekas. Koran/majalah bekas  -- untuk dikiloin. Mayan sebulan bisa dapeet Rp 37rb lohhh. Go Green !! ada duit matapun hijauu !!
  • Selalu bawa uang pas-pasan, jadi ga ada alasan buat siapapun untuk ngutang apa lagi dibayarin sama kita, malah mereka bisa iba ngeliat kita yang hidup pas-pasan. Kita harus bijaksana pintar bijaksini.
  • Kekantor pake batik, lebih gampang di cuci. Terus celananya dipake selang-seling, seminggu cukup 2 clana aj. Kalo clana buat tidur cukup 2 juga seminggu, kecuali kalo lo ngompol, baru deh ganti. Jadi cucinya cukup pake rinso yang gopek, sekali kucek.
  • Kalo jalan dihari minggu, jgn sama anak gaul dan banyak duit, cari temen yang sama-sama kere juga. Jadi, kalo jalan ke mall cuman liat-liat and makan tetep aj kaki lima. Teman yang asikk !!
  •  Pakailah credit card yang free annual fee tapi banyak promonya + diskonnya. Kalo jalan rame-rame, bayarnya di kumpul dikita, jadi mereka yang bayar kita yang dapet promonya. Misal, BCA Card, buy 1 free 1 XXI, dia yang buy kita yang freenya, hemat selalu membahagiakaannn.
  • Akrab sama temen kos, biar bisa nebeng nonton TV dll, jadi kita ga usah repot bawa peralatan macem-macem, juga deket sama yang punya kendaraan, biar hari minggu mau jalan tinggal nebeng (ง'̀⌣'́)ง
  •   Dekati Ibu kos dan juga pemilik rumah makan sekitar, siapa tahu kita bisa numpang makan atau malah minta kos gratis , atau at least bisa dapet beragam privilage dehh :D Pacarin anak nya kalo perlu, ha2 (´▽`ʃƪ) cinta tanpa pacar kaya tempat kos tanpa tempat tidur, bikin ga bisa tidur. Ha2 ga nyambung (╯o╰,ƪ)


Sampailah kita pada trik yang terakhir, tanpa ini semua anak kos ga akan punya motivasi untuk berhemat. Inilah cara yang paling ampuh untuk membangkitkan semangat kebijaksanaan kita dalam mengatur pengeluaran. Tanpa trik ini, semua trik diatas tidaklah ada artinya.

Triknya adalaahhh:

Mengingat kita sudah berjibaku selama sebulan penuh dalam penghematan, akhirnya tiba juga uang bulanan yang dinanti-nanti. Kita sudah berhasil, maka berikanlah hadiah yang layak bagi diri kita sebagai buah prestasi. Manjakan dirimu dalam satu hari penuh itu, makan direstoran paling mahal, traktir semua temen nonton, beli barang yang paling kamu suka. BERBAHAGIALAH.. Habiskan 90% pendapatanmu hari itu untuk bersenang-senang. Dengan begitu, kamu akan punya alasan kenapa harus berhemat lagi dibulan bulan berikutnyaaaa #eaa lemparmeja (ノ `Д´)ノ ~┻━┻



Hidup hemat itu menyenangkan kawan.
SEMANGAT  !! ayey (ง'̀⌣'́)ง



Minggu, 27 Mei 2012

The melody




"Sama tuhan, mama ga mengharap banyak hal soal kamu, mama cuma berdoa kamu bisa ngerti kalo tuhan selalu ngasih yang terbaik. Mama percaya sama kamu, mama percaya kamu pasti bisa. Anak mamakan pintar dan hebat!"


Kali ini, akan mendebarkan dan penuh darah,...


:Fuuhhh:
Sekitar tiga minggu yang lalu, seorang tukang- Pa Waluyo memasang instalasi listrik di rumah gw (sejak tahun lalu rumah gw udah ada listrik, tapi belum ada saklar-stop kontak-dkk, so banyak kabel seliweran ga jelas dirumah). Hari itu gw sekeluarga merasa lega dan senang, akhirnya ada uang untuk pasang listrik, udah bosen soalnya kesetrum terus sama sambungan kabel, apa lagi rumah atapnya ada yang bocor juga kan, sigh.

Singkat cerita aja yah, sekitar jam 11 Pa Waluyo ada diatap rumah (tingginya 2,7m) masang kabel, saat itu gw lagi gosok gigi sehabis makan siang. Tiba-tiba ada suara keras disusul teriakan nyokap. Sontak gw langsung ketengah rumah and what I see... Pa Waluyo udah terkapar-tengkurap jatuh dari plafon rumah ruang tengah. Damn. I turn around his body slowly hoping he will be ok, but when I turned his head.... suddenly blood`s rushing from his head- a lot of blood. I am shocking. Darahnya mengalir sangat banyak dari kepala disertai dengusan-dengusan keras karena hidungnya tersumbat darah, ditambah lagi kemudian dia juga muntah. Gosh!! why should`ve anyone die at my house, my parent dream house. Sesaat kemudian mama jatuh pingsan, papa cuma bisa duduk terdiam. He will be die soon, what should I do, god please help me. I dont know what to do, just screaming "tolong", somebody please help me. Beruntung dalam waktu singkat beberapa orang datang dan kami langsung menggotongnya ke mobil tetangga dan membawa Pa Waluyo ke Rumah sakit.

Pa Waluyo masuk UGD, gw cuma bisa istighfar. Anaknya datang, I cant say anything, but I must say something,.. " Kita berdoa yah semoga bapa baik-baik aja". Istrinya datang, hanya saling menatap dan terdiam. Gw ga brani ngomong apa-apa. Saat itu gw panik banget, langsung aktivin kartu kredit yang baru aja gw dapet dan langsung telp kakak ipar gw, "Aku pinjam uang berapapun yang bisa mas pinjemin, aku ganti pasti". I just want do the best, cause its about someone life. Dua jam berlalu, harus diantar kerumah sakit yang lebih besar untuk CT-scan, rontgen, cek darah. "Terserah dok, pokoknya saya mau bapa ini baik-baik aja, biaya berapapun saya tanggung!"

Diambulance, gw merinding waktu liat keadaan Pa waluyo. "Apa dia bisa selamat?"


3 hari berlalu, puji tuhan Pa waluyo clear ga ada luka dalam, ga ada patah tulang, dan sudah bisa pulang. Wogh, leganya minta ampun gw dan yang lebih bikin lega uang yang udah gw bayar untuk perawatan bisa digantiin sama asuransi. Hoooaaaaa thx god !!

Dihari gw mengantarkan Pa Waluyo untuk check out, sekalian deh gw ajak bokap ke rumah sakit untuk check penyakitnya (emang udah lama bokap sakit tapi belum sempet untuk general check up -klise, masalah biaya-, tapi berhubung gw udah aktivin kartu kredit ya udah lanjutin aj ngutangnya, he2 :P ).

Hasil diagnosanya,...
Harus rawat inap karena paru-paru bokap kanan-kiri udah kena TBC 50% lebih, yang lebih bikin hati ini makin miris saat bilang sebenarnya udah rada telad datangnya. Lutut kanan bokap juga kena rawan-sendi, karena kaki kiri bokap kan bulat dan lebih kecil ukurannya, jadi yang kanan dipergunakan secara over. Daaaaan, gw udah bisa nebak sih keputusan bokap.. Ga mau rawat inap, minum obat aj. Even cuma minum obat ternyata harga obatnya ga murah dan harus diminum 6 bulan, kenyataan ini sempat bikin gw-....... entahlah.

Udah sering gw denger kata galau, akhirnya gw tau bener apa itu galau,  i felt it, and it make me feelin lil bit- ya u know lah.. kerja ga tenang-tidur ga tenang. Apa lagi kalau ingat malam pas gw lagi dirumah bokap terus mengerang kesakitan.Dan sempurna sekali sepertinya kejutan berikutnya, yup gw punya masalah dikantor-dan masalah yang satu ini bikin gw benar-benar depressed hingga akhirnya memutuskan -sepertinya resign harus gw lakukan- find a new job (and it must better). Shitman!

I must earn more money, much money, more money... but hooowwwwwwww?!?! GOD why you throw me this shit! Pa Waluyo-then my father- my office. arghhh. 

Day by day, then I realize something, kalau Pa Waluyo ga kecelakaan-gw ga akan aktivin credit card- gw ga akan punya nyali untuk check bokap ke dokter- bokap ga ketahuan TBCnya udah parah- and something worst will be happend. And If I hadn`t problem in office, I will never strugle this hard to earn money. I will never know that I able manage three business while I still work.

Diwaktu gw hopeless, doa nyokap lah yang paling bisa menenangkan gw (well, gw ga cerita kejadian dikantor, gw cuma bilang gw punya rencana untuk cari uang lebih banyak). Tepat sekali gw minta doa nyokap, karena jawabannyalah hati gw bisa tenang "Sama tuhan, mama ga mengharap banyak hal soal kamu, mama cuma berdoa kamu bisa ngerti kalo tuhan selalu ngasih yang terbaik. Mama percaya sama kamu, mama percaya kamu pasti bisa. Anak mamakan pintar dan hebat!"

Gw jadi teringat, februari lalu, waktu rumah gw banjir dua meter dan bokap-nyokap ngungsi dikosan (rumah gw ditanggerang dan gw kos di slipi), gw minjem duit untuk biaya bonyok dikosan, gw mau mereka senyaman-nyamannya tanpa perlu menghawatirkan apapun. Didepan mereka gw selalu belagak banyak duit, tapi kayanya mereka sadar hal itu. Saat banjir reda mereka balik lagi kerumah, seminggu berlalu dan dihari sabtu gw balik.

Pintu terbuka, gw masuk. Sesaat gw sempat terdiam, dan melepas senyum sembari memberikan oleh-oleh yang gw bawa (bakso dua bungkus). Setelah menyajikannya gw langsung masuk kamar mandi, duduk, nangis, nangis, saat itu cuma nangis yang gw bisa. Ternyata, setelah banjir rumah cuma dibersihin seadaanya tanpa ngeberesin barang-barang yang udah ada diatap darurat. Selama seminggu orang tua gw tidur dilantai tanpa selimut, selama seminggu orang tua gw tinggal dirumah lembab. Selama seminggu mereka cuma makan nasi dan tahu aja. Tanpa TV, tanpa kipas, tanpa ada seorang yang menghibur dan menolong. Hati ini tersayat-sayat kecil.

Saat itu gw ga ngerti apa-apa, just wanna do what I must do. Tapi karena itu semua, rasa sayang gw sama orang tua jadi semakin besar. Selalu ingin memberikan hal yang mereka butuhkan, selalu ingin membuat mereka senang, selalu menuruti apa yang baik menurut mereka. Baru semenjak saat itu, gw baru benar-benar merasa menjadi seorang anak yang seharusnya. Untuk merekalah gw berjuang, untuk merekalah gw akan menjadi manusia yang baik. Agar mereka bisa dengan bangga bilang, "Itu anak saya". Agar bisa melihat mereka tersenyum bahagia. Mama-Papa udah banyak susah, dan hal itu ga akan Mukti biarin terjadi lagi. Cuma bahagia, cuma itu yang akan gw berikan untuk orang tua gw. No more suffure, no more.

Terima kasih Tuhan, berkat semua cobaan dari-Mu, aku jadi lebih bisa menghargai banyak hal.

Love you, mom-dad.




Sabtu, 19 Mei 2012

Aku (tidak) bahagia. [part 1]




Aku (tidak) bahagia.
* terserah bagaimana anda membacanya






Ini adalah kisah tentang seorang anak, dia yang akan menjadi ayah. Tentang seorang kekasih, yang sangat mencintai istrinya kelak. Bakti seorang putra pada orang tua-nya, karena dia juga akan memiliki anak-anak yang sangat baik. Kisah ini tentang seorang pria yang hidup demi keluarganya. Perjuangan anak manusia yang pernah dan akan dialami semua orang. Kata hati yang tidak seorangpun meragukannya. Dia bukan siapapun, hingga akhirnya dia bisa berkata, " demi keluargaku ".


Sebuah dusun kecil, 23 Desember 1970.
Tujuh tahun setelah kelahirannya, bocah ini tetap menjadi anak yang cerdas, selalu ranking tiga besar setiap cawunya. Bersekolah disebuah Sekolah Rakyat (SR) ditepi bukit yang cukup jauh dari rumahnya. Hobinya bermain bola, tapi selalu jadi kiper. Ya, dia selalu ditugaskan menjadi kiper oleh teman-temannya, karena mereka khawatir sang bocah akan terjatuh jika berlari dengan kaki kirinya yang bulat itu. Walaupun jemarinya hanya dua ruas, namun selalu sigap menghadapi bola yang berdatangan.
Acap kali berlari-lari disawah milik orang lain, sang empunya sawah pasti marah dan dia pasti selalu ketahuan." Dasar Halim nakal, pasti kamu kan yang udah acak-acak sawah! ga ada anak lain yang punya tapak kaki kaya kamu!" .
Halim, sang bocah itu, hanya ketawa cengengesan "hehe, iya mang, maaf yahh" lalu lari lagi menghampiri dunia kecilnya yang amat menyenangkan.

Kesukaannya adalah pelajaran matematika, karena dari situlah dia memiliki banyak teman.
"Halim, bantuin aku ngerjain PR matematik dong, nanti hadiahnya aku kasih gula merah dehh, yah Halim yah"
Sang bocah mengangguk senang tanda setuju. Dia nakal, tapi cerdas. Dia memiliki keterbatasan fisik, tapi tak pernah membatasinya menikmati hari-hari sebagai bocah kampung penggila bola. Suatu hari sang ayah menjanjikannya untuk melanjutkan pendidikannya disebuah pesantren terkenal. Tak ayal sangat senang hatinya, karena kala itu sangat sedikit orang yang bisa melanjutkan pendidikan setamat SR. Bisa sekolah saja sudah untung.

Namun apa daya takdir berkata lain, diawal kelas enam SR, saat itu ayahnya yang menderita bronkitis memintanya untuk berenti sekolah. "Mak mu sibuk kerja gantiin bapak. Kamu ga usah sekolah aja, jagain bapak disini".
Tanpa penolakan sedikitpun, Halim kecil menuruti keinginan orangtuanya, meninggalkan keinginannya untuk terus bersekolah.

Sekitar 10 bulan kemudian, kepala sekolah mendatangi rumahnya, mengabari bahwa ujian akhir telah tiba dan meminta Halim untuk ikut ujian.
Ibunya berkata, "Gimana bisa si Halim ikut ujian, kan udah ga sekolah lagi sejak awal kelas 6".
Tak usah khawatir kata kepala sekolah,  ujian saja. Dia memiliki keyakinan besar bahwa Halim pasti bisa lulus. Seusai waktu ujian dan tiba waktu pengumuman, benar saja yang dikatakan kepala sekolah, bahkan lebih mengejutkan lagi ternyata Halim lagi-lagi berhasil menjadi juara 1. Walaupun tidak bersekolah selama setahun namun tetap saja predikat juara 1 bisa diraihnya. Tapi kebahagiaan tersebut tidak bisa dinikmati terlalu lama, karena tak lama kemudian ayah Halim dipanggil sang khalik. Semenjak saat itulah kehidupan Halim berubah menjadi petualangan tak kenal lelah. Diusia belia dia sudah harus siap menjadi tulang punggung, mau tidak mau. Impiannya untuk bersekolah dipesantrenpun hanya tinggal mimpi. Sebuah mimpi yang tercipta untuk kandas. Tapi apakah hidupnyapun akan kandas juga? Lembar berikutnyalah yang akan menjawab,....

Bersambung..
Inspired by people I love most



Minggu, 13 Mei 2012

Hidup boleh ga mudah, tapi kamu ga boleh nyerah !



Malam ini kondisi fisikku tidak baik, aku tahu benar itu. Tapi apa daya, rasa lelah merajai karena beban hati. Melekatkan tubuh rekat pada matras kecil di pojok kamar kosku. Ingin bangkit tapi pening menghantui, tentang bagaimana "nantinya" masalah akan mengguyurku lagi, hingga basah menggigil.

Bayangkanlah tidak disukai teman disaat seharusnya kamu menjadi bagian sebuah tim yang solid. Aku tidak pernah berniat tidak baik, sungguh. Namun kesungguhan tak berdaya menghadapi ketidak percayaan yang telah tertanam semenjak awal, salah ku juga pastinya. Ditambah lagi kondisi kesehatan ayah dan kesulitan finansial. Minus!, kesemuanya.

Seperti inikah aku? Digeletakkan oleh keletihan jiwa, terkapar semangatnya hanya karena sekeping dua keping cobaan? Sekejap- ya aku lelah, aku tidak percaya pada aku, bahwa aku bisa- sekejap, ya!

Nuraniku tak tahan sepertinya melihat sang empunya hati meluruh tak ber-asa, "Heii kamu yang seharusnya menjadi asa, Hidup boleh ga mudah, tapi kamu ga boleh nyerah !"

Akupun teringat doa yang sering ku ucap, aku ga pernah berdoa agar Tuhan berikan hidup yang mudah, tapi aku selalu berdoa agar diberikan kekuatan untuk melaluinya. Seperti hari-hari ini, saat mereka tidak menyukaiku. Hanya sebuah serpihan kecil dihati ini yang sanggup menopang sisa-sisa jiwa yang mencoba bangkit, bahwa Tuhan selalu ada, bersamaku, dan bahwa aku tidak pernah ber niat buruk kepada mereka, sungguh.

Mereka tidak menyukaiku, tapi bukan hidup yang membenciku.
Aku kesulitan finansial, tapi bukan hidup ku yang sulit.
Ayahku tidak sehat, tapi kami semua tegar.

Ada sesuatu yang lebih besar yang harus ku raih, ketimbang terjatuh karena lubang-lubang tak kasat mata. Ada sesuatu yang jauh lebih berharga, keluargaku. Tujuan hidupku, membahagiakan kedua orang tuaku. Aku tulang punggung keluarga ini, bukan saatnya berkeluh kesah.


Mama, Papa,... merekalah yang harus selalu ku ingat saat aku berfikir untuk menyerah kalah.

Hidup boleh ga mudah, tapi aku ga akan nyerah !!


Minggu, 29 April 2012

Tersesatlah, maka kamu akan menemukan ( ku )





Suara itu bertanya, " Ingin kemana kamu ?"

" Aku tersesat, Aku tidak tahu",  bingungku pelan

" Pergilah, maka kamu akan menemukanku ", suara itupun perlahan hilang.


Seperti itulah kisahku, dimulai dengan pertanyaan.. jauh dari jawaban.
Selayaknya takdir yang ditorehkan, bukan terukir disebuah batu. Tapi terlukiskan pada hamparan pasir-pasir putih, yang bebas angin meniupkannya, mengubah bentuknya, menerbang-kaburkannya. Berterbangan bersama sepoi, basah oleh tetesan hujan. Menjadi pasir tidak ku katakan menyenangkan, coba saja kau bayangkan, tidak pernah berhenti ditiup angin, sekalinya kau menikmati terbang ringan sebagai debu lalu  hujan memaksamu mendarat menghasilkan riak-riak kecokelatan.

Seperti itulah kisahku (kali ini), diakhiri oleh hujan.
Diguyur hujan aku berbisik gigil, "Tuhan,... aku kelelahan.. Bisa kamu jadikan Aku awan saja ?"
Aku ingin berterbangan bebas saja, membentuk kumpulan-kumpulan kapas putih diatas langit. Menjadi teduh bagi pengelana dibawah sana.

Mungkin itulah mimpiku, pasir yang menjelma menjadi awan.
Mungkin karena itu aku tersesat, memimpikan sesuatu yang aku tidak tahu bagaimana itu mungkin terjadi.
Saat ini semuanya nampak jauh, selayaknya sinar bulan. Aku bisa melihatnya jatuh tepat ditelapak tanganku, menyinari wajah ini lembut. Namun sesungguhnya berada jauh dari jangkauanku. Aku seperti sunyi, sebuah pesan yang tak pernah seorangpun bisa mendengarkannya. Tak berkata, terus menapak tak kenal arah. Melangkah meski tak berpijak, mencari sembari tersesat, berharap menemukan sesuatu yang akupun tak tahu harus menamai itu apa.




Inilah kisahku, tersesat untuk sesaat, semoga..