Jumat, 19 November 2010

Mamaah,.. Maafin Asa,...


Setiap Asa tidur ngeringkuk dikamar. Seringkali Mama masuk ke pojokan (baca:kamar), duduk disamping Asa, elus pala lembut kepala Asa,
mijitin punggung Asa, terus Mama nanya," Anak Mama kenapa,
kok tumben pulang langsung tidur ke kamar,
lagi ada masalah yah, cerita yah sama Mama,
sambil dipijitin"

Terus Asa selalu bilang," Gakk PaaPaaa,..
udah Mama keluar ajaa, cuman ngantuk ini, mau cepet tidur,..."





Mamaah,...
Maafin Asa,...

Selalu bohong,...
Bilang semua baik-baik aja
Bilang badan sehat-sehat aja
Bilang selalu ada yang bayarin makan
Bilang selalu ada yang nganterin pulang
Bilang kalo terkadang suka pulang malam banget itu karena nemenin temen



Mamaah,...
Maafin Asa,...

Ga bisa jaga kesehatan
Ga bisa ngurus diri sendiri
Ga bisa jadi anak baik dan soleh sepenuhnya
Ga bisa menjauhi benda-benda yang Mama larang




Asa mau dipeluk Mama, Asa mau nangis dipangkuan Mama, Asa mau kepala Asa dielus lembut sama tangan Mama, Asa mau jadi anak paling manja,
paling cengeng
Saat dipeluk Mama,...

Asa mau dipeluk Mama,
Asa ga kuat, ga sekuat yang Mama kira, Asa mau dipeluk Mama,...







Mamaah,...
Maafin Asa,...

Asa tahu Mama lagi kesusahan, Asa tahu Mama udah lelah, sering kali bersedih
Karena harus kuat, buat papa, buat kakak, buat keluarga ini,...

Asa ga mau jadi sumber kesedihan Mama yang lainnya
Asa mau liat Mama seneng, tersenyum. Setidaknya anak Bungsu Mama selalu bahagia, selalu baik-baik aja



Mamaah,...
Maafin Asa,...
Selalu berbohong, selalu berpura-pura

Asa sayang Mama, selalu mau dipeluk Mama,...







-BungsuMu, yang seharusnya menjadi DamaiMu-












Senin, 15 November 2010

Psychedelic - Masochist

Aku terbangun kala pagi memeluk,...
Menggeleparkan ingatan dari sisa siksa semalam, dari jerat bulir-bulir gelap



"Bodoh pikirku, tapi ini nikmat(ku)"





Masih terasa pahitnya, masih menyerak kental
Menghisap yang dingin-manis bersilinder putih
Menyeruput panas-pahit berlekat hitam

Lalu, saat aku ingin akhiri malam, kubuat logika mengawang dalam buih-buih
candu keemasan dan kuhentakan dalam mimpi oleh butir-butir merah

Aku seperti ingin mati, terbebas dari kecewa dari takut
Aku ingin bermati, tanpa teringat tanpa meringis

Ya sesaat aku menikmati mati sebagai pengecut, menjadi lemah ( ! )

Menghisap marah kedalam bara merah tanpa suara, terleoskan dalam asap sesak. Meneguk hitam pahit dari semua rasa hingga habis lelah dalam seruput. Tenggak setiap tetes-tetes depresi, memindahkan siksa dalam batin ke genangan candu haram hingga tak mengada. Dan saat semua pening merajah, saat aku menikmati sakit yang akhirnya benar-benar bisa kurasa, bukan hanya torehan perih yang sekejap terlintas menyayat jantung menembus otak, yang selalu membuatku terluruh perih. Ini sungguh sakit yang nyata, tubuhku merintih mengejang, aku bisa merasakan SAKIT, menyadarkan bahwa aku nyata, dia nyata, mereka nyata , terlebih sakit ini, sangat nyata!! Disaat itulah, aku membungkusnya dalam kepalan-tandukan keras, dan akhirnya malampun berakhir dalam bulatan kecil kematian, sendiri




"Aku mengawang bermandi sakit karena aku menikmati perih yang ternyata dapat menjelma begitu nyata!!"




Akupun menanti bulan delapan, saat semua candu akan menjadi lebih riuh, lebih buatku menikmati malam, tanpa ada yang mengganggu !!
Karena memang tak pernah ada seorang, sekalipun,....



M.A.T.I.