Senin, 19 Juli 2010

Sang Pengusir



Kau pernah lihat aku menangis?
Kau pernah lihat aku menggigil menahan pilu?
Kau pernah lihat aku dimalam hari?
Kau pernah lihat aku sesaat sebelum aku terlelap?
Kau pernah membayangkan betapa rapuhnya aku?

Kau bilang Pria itu haruslah kuat, tapi bukan aku.
Aku juga bukan seorang pemberi,
Aku hanya seorang yang selalu butuh.

Aku sapa kamu, karena ingin berkeluh.
Aku rindu kamu, karena ingin dipeluk.

Aku butuh kamu, yang kuharap bisa pahami tangisku.
Aku butuh kamu, yang kuharap bisa mendamaikan kelamku.

Aku ingin kamu bukan karena sebuah rasa,
Tapi karena aku butuh.

Aku ini egois, opportunis, munafik.



Sungguh aku ini makhluk yang mengerikan.
Lebih baik kau menjauh saja dariku.



SANA PERGI MENJAUH !!








"Sometime`s you just have to smile, pretend everything`s okay.
Hold back the tear`s and just walk away."
-I am sorry.Good bye-











Ya, dan malampun menjadi terlalu buas untukku,...

Jera dalam Jerat





Laba-laba hitam itu sudah jera dalam jerat yang dibuatnya.
Jengah terengah, dia terseok tertatih dari satu sisi kesisi lainnya,
Dari pedih lalu mengunjungi sedih, menghampiri tanya lalu tersesat, lagi.
Matanya sayu, layu, yang kanan bertuliskan hidup yang kiri bertuliskan cinta.
Ya dia hidup dan mencinta, mencinta kupu-kupu,
Mendamba indah.

Tapi laba-laba tak pernah berani menoreh rasa dinadinya,
Tak pernah berani menghela paru dengan penuh harap.
Dia lemah tergerus ragu, ditusuk takut hingga belulang, dipaksa mengeraskan hatinya oleh dingin asa yang selalu tiada untuknya.

Sejenak laba-laba berfikir,
Kupu-kupu itu selalu terbang mengalun lembut, indah dikagumi banyak insan. Haruskah dia ikut terkungkung dalam jerat hitam, saat laba-laba mencintanya!?

Kupu-kupu itu sangat mampu untuk terbang menjauh gelapnya sarang laba-laba.
Menikmati hangat mentari, takdir mentitahkannya untuk bersama harum bunga.
Bukan terjebak, terperosok-tersungkur dalam got, terjerat hitam sarang laba-laba, lalu mati hina.

Laba-laba itu binatang singgah, dari satu jerat kejerat lainnya.
Menjerat satu kupu-kupu, lalu pindah kejerat lainnya.
Menjerat satu kupu-kupu. lagi
Dan begitulah pikir laba-laba itu.

Tentang apa-apa yang ditakutinya.


"What hurt me the most was when you being so close with me
and
right at the time that you're very happy with me.
Then, you must
watching me walk away
It`s what the most i scared of."



Laba-laba itu takut lalu menjadi pengecut.
Kacrut-kucrut terbirit dari hidup dari cinta,
Lalu menjelma menjadi curut, berhina dalam got!
Hanya meringsuk tergenang oleh gelinang sesal yang menyumpal di hati, membebal otaknya.

Entah sampai kapan,
Hatinya itu diterjam mulut yang tak bicara.
Menerkam semua jerat yang sesungguhnya ingin tersurat lalu tersirat.

Getir ini sekarang sedang berada ditepian,
Siap untuk terjatuh lalu mengaduh, lagi.
Atau mungkin,
Siap untuk berterbang bersama sayap-sayap indah miliknya.

Jangan kau bertanya kemana arah tepian
Pada takutnya, pada lemahnya,
Juga jangan pada dia, sang pengecut.

Tatap saja matanya, Penuh kasih dan percaya,
Jika kau temu jawabnya, tak usah bicara,
Peluk saja, erat-hangat, damaikan dia, Sang Laba-Laba.



Maaf bila Sang Laba-Laba
Tercipta tak sekuat tak sehebat yang kau kira,
Dia hanya seekor bocah yang sedang tersesat,
Sedang menanti sembari mencari.







"Dan jika aku mengharapkan dirinya
menjadi yang pertama lalu menjadi yang terakhir,
Tuhan, tolong jawab aku,
Apakah ini terlalu berlebihan,
Untukku, juga untuknya."








Sabtu, 10 Juli 2010

Aku yang selalu benar. BUKAN KAU!!



"Heii, kau (baca: Aku) bajingan yang sedang tersenyum.
BISAKAH KAU BERHENTI BICARA!!?"


Lantai 7, disebuah losmen kumuh.
Malam dengan kerlingan bintang, lampu berjejeran menyinari gelap menjadi jingga, rintik gerimis ter-indahkan oleh mereka yang berjalan sibuk dengan hidup masing-masing.
Malam gerimis ini, riuh-bergemintang terang!
Berlalu-lalang menuturkan waktu dengan setiap-setiap orang yang saling berbicara.

Tapi itu tadi, Sesaat sebelum kau berkata t.i.d.a.k.,...
Tapi itu tadi, Sesaat sebelum aku tersadar, bahwa kata t.i.d.a.k. sesungguhnya akan selalu menemani semua inginku,...

Dan kini, Sesaat sesudah saat sesaat sebelum yang tadi.

Rintik berhenti, sebagian melayang sebagian sudah berbentuk pecah,
Seperti darah yang tersembur.
Mereka yang berlalu-lalang terdiam dalam slow motion.
MATI LAMPU!! satu persatu lampu bermati.
Jingganyapun hilang dan kembali lagi gelap. kembali lagi gelap.
Tinggal cahaya gemintang, yang akhirnyapun perlahan redup.
Kembali lagi gelap.

Langit Malam Ini (Selalu) Padam, Kasihan!!

SEKARANG GELAP! DAN KAU,...!!

Heii, kau (baca: Aku) bajingan yang sedang tersenyum.
Bisakah kau berhenti bicara!!?
Tentang Eros yang kau bilang sedang menyapa baik.
Tentang pijar Pelangi yang mempesona indah.

BERHENTI BICARA!! BERHENTI MENIPU!!

Kau berbohong!! Dan aku yang selalu benar (tentang hidupku)!!

Tentang hidupku,...
Tentang hanya dua hal yang kuingat sesaat sebelum ku terlelap.

Bukan tentang yang lainnya, tak ada hal lain selain dua hal itu dalam hidupku.
Hanya dua hal, yang selalu kuingat sesaat sebelum kuterlelap.

Dan hanya dua hal itulah yang ingin ku ingat sesaat sebelum ku terlelap.

Tentang kesendirian dan Namaku

Setelah itu aku pun terlelap,...
Selamat malam,..

MATI (rasa) !!




"Terima kasih pada rasa yang selalu pahit, terlebih untukku."






Dan mereka menyebut namaku, Abandoned.





Tarian-Hujan

Dibumi ini, hidupku penat, tersungkur diatas gersang.
Lalu hujan datang, menyampaikan sajak-sajak hidup pada titik airnya.
Menyampaikan pesan dari langit dimana aku pernah menitipkan semua mimpiku.
Memandikan bumi(ku) dengan embun penyadaran, bahwa aku pernah bermimpi tentang semua inginku yang pernah kucurahkan pada langit.

Tersadar dari lamunan,
Aku yang sedang termangu diberanda, bangkit beranjak merasa hujan dihalaman, bermandi sejuk dan basah.
Ibuku melihat lalu berteriak,
"Asa (baca: harapan), jangan hujan-hujanan!!"
Aku menyahut dengan senyum sumringah, berteriak puas.
"ini bukan bermain hujan mah, ini tarian!!"

Hujan pagi ini menyadarkanku.
Bahwa hidup bukanlah tentang bersembunyi dari petir, berlari menjauhi angin (percuma saja).
Hidup itu tentang menari bersama hujan.
Menikmati semua penyadaran yang langit sampaikan pada gersang bumi, lewat setiap embun-embun hujan, tentang impian-impian seorang insan (impianku).





Mereka yang tak pernah basah,
takkan pernah
mengerti sejuk-damainya menari bersama hujan.






Selasa, 29 Juni 2010

Menulis, tak bicara.



"Never tell people your problems, 80% of them don`t care,
and the other 20% is glad you have them.
Silence makes you still a live. and its work on me, always,..."



Selalu ada saat untuk mengucapkan "Selamat tinggal"
Dan mereka selalu menyapaku dengan ucapan
"Heii, selamat tinggal!"

Seperti yang pernah kukatakan padamu, mereka akan mulai beranjak meninggalkanku, tepat disaat mereka mulai mengenalku.

#
Adakah seseorang yang bisa mengajarkanku hidup
Adakah seseorang yang bisa menemani sendiriku
Adakah seseorang yang bisa menjadi temanku
Adakah seseorang yang bisa bertahan dengan kesahku
Adakah seseorang yang bisa meninggikanku
Adakah seseorang yang bisa menyinari redupku
Adakah seseorang yang bisa menerima semua lemahku
Adakah seseorang yang bisa memandangku tanpa hina
Adakah seseorang yang bisa melihatku bersedih
Adakah seseorang yang bisa membawakanku kasih
Adakah seseorang yang bisa mengerti,...
Mengerti bahwa aku sangat membutuhkan seseorang,
saat ini.

#
Adakah seseorang yang bisa menyadari
Bahwa Serigala Liar itu,
Yang selalu berkata "tangguh", kini mulai renta, mulai rapuh.
Tajam matanya sudah digerogoti nelangsa.
Otot-ototnya mengejang getir.
Sudah tak melolong,
Bahkan setiap helaan sudah terasa berat.

Hidup ini siksa, katanya parau.

Kini, Serigala Liar itu, yang bernama "abandoned"
Tergeletak dalam lubangnya, sendiri,
Meringis-miris, Merintih-lirih,...


..., memejamkan matanya menunggu mati.









"Whether the imagination about hug,
is an hope that is too much expensive for the Wild-Wolf ?
"







Senin, 28 Juni 2010

Saatku berfikir tuhan itu ada.






Tuhan, aku tak bernafas tak melenguh.
Hanya merasakan suatu sesak mendesak, melesak,
Mengerlingkan tajam meracau dijantung dihati.
Menyembelih tanya merongrong tenang, aku tak bisa mengejawantahkan ingin.

Tuhan, aku terambing, terpental kesana lalu tersisih, keatas lalu terpendam.
Hingga aku sempat bertanya, apakah pernah diciptakan sebuah entah manis, entah masam, Untuk menandakan bahwa hati juga punya rasa.
Kalau memang punya kurasa yang ada hanyalah kelu,
Kelu itu ada diujung lidah, merambat sampai hati,
Mencengkramnya dalam perbudakan untuk hidup dalam hina.

Tuhan, aku tidak sedang bercerita tentang kesah,
Aku tidak sedang bermuram mendurja padamu.
Aku hanya sedang,... aku juga sempat terbingung sedang apakah aku sekarang padamu, Tuhan.
Kau berikan aku hidup, kau juga berikan aku segelintir alasan bahwa mungkin mati lebih baik.

Tuhan, subuh ini aku tergeletak dalam ruang penuh emosi, terkantuk oleh lelah, terpusing disetiap helaan nafas.
Tuhan kau selalu punya kuasa untuk membuatku tak kuasa hidup tak ber-asa,
Kau sangat bisa memaksaku nelangsa.

Tuhan, kau tidak sedang menyiksa, kau hanya sedang membuat seorang hamba terkatung menggantung, merekat dalam panggung hidup yang kau sebut, siksa.



Aku hidup, aku mati (nanti), dan aku terjerembab lekat.
Terputar-putar dalam putaran pusaran yang memutar-mutar hingga terus ku berputar, sampai mati,...









-nantinya.







Jumat, 18 Juni 2010

Good bye Mr.CooL



Kutuliskan untuk mereka yang mengerti tentang kehilangan dan mengasihi,...


Selamat tinggal kepada dia yang selalu kuat menghadapi derita
Selamat tinggal kepada dia yang selalu tersenyum bersama sedih
Selamat tinggal kepada dia yang selalu menari indah, berduet dengan sakit


#
Saat kau berfikir ini adalah cerita dongeng yang
happily ever after ending melulu,
disaat itulah kau akan selalu kecewa.

Ini bukan dongeng, ini tentang hidup.
Tentang seorang Pria yang menyayangi
Tentang seorang Pria yang berjuang.

Dia yang menjadi karangmu, disaat kau rapuh
Dia yang meringisi semua sakitmu, menghapus setiap tetes embun kesedihan dimatamu.

Kau tanya kabarnya tentang deritamu yang selalu ditanggungnya.
Lalu dia menjawab, "Aku selalu baik-baik, karena aku pun tahu kau baik-baik saja."
Kau tanya hatinya yang seringkali tersakiti oleh ucapmu
Diapun berkata, "Kau tak perlu khawatir, hati ini tegar setiap kali membayangkan senyummu."

Kaupun tertegun, terdiam dalam sendu-senang, kelu dan bersyukur, tapi semua ini gamang,...
Pernah kau kecewa, seringkali bermarah pada tuhan.
Sampai kapan kau harus terus melihat dia terusik karena onarmu.
Haruskah dia selalu menjadi baik untuk menebus burukmu.

Kau menangis, meringis, tersedu-tersedan, bermuram dengan teriak pada tuhan,...
" BUNUH SAJA AKU!! hentikan sandiwara tragis ini untuknya, TUHAN, BUNUH SAJA AKU!!
KU,.. M...O.H.O..N,... "
- tubuhmupun tersungkur, bersujud.

(aku tak tahu apakah kau harus bersyukur?)
Tuhan mengabulkan pintamu, walau hanya sebagian,
memang ada yang bermati, tapi bukan engkau, melainkan dia.

Dia,...
Bahu dari lelahmu, pijar dari redupmu
gudang harapan dari semua kecewa dan sesalmu

waktu terhenti, dunia menyempit,
hanya tersisa gambaran tubuhmu, dan tubuhnya yang terbujur kaku,
dibungkus kain putih sederhana dengan ikatan-ikatan disetiap lekuknya.
dia, pria itu, kini telah bermati.


Palamu pening, kerongkonganmu tercekik oleh isak,
Dan dia tetap tersenyum untuk menanggung semua sakitmu, senyumnya terukir dari wajah pucat-pasi itu.

Kaupun dirongrong takut, melalu malam menggigil tanpa peluknya,
Dan diapun mengambil semua dingin malam kedalam tubuh kaku itu,
Agar tak satupun dingin menggigilkanmu.

Kau percaya, buasnya hidup akan mencabik relungmu saat dia tiada untuk melindungimu,
Dan dia (seakan) berkata, " Kau tak perlu takut tergerus oleh liarnya hidup, aku Telah bermohon pada tuhan, biarkan tubuh mati ini dimakan ulat, menggantikan Semua derita yang diciptakan tuhan untukmu,..."

Bermatipun dia masih mengharap untuk baikmu!!


Kini kau tak bisa menangis, bahkan matimupun takkan pernah bisa menghapus semua pedih dan sesal ini.

Kau hanya bisa tersungkur, terdiam-tergugu tak sanggup bersedih,
Ini melebihi semua kata yang bisa menggambarkan sedih,...
Ini PAHIT yang sangat PEKAT!!

Pahit dan pekat, seperti gelap saat mata terpejam,


terpejam, karena hilang, dan mati, yang teramat kelu.







Terima kasih kepada Pria,

Engkau yang menjadi Ayah, menjadi Kakek, menjadi Suami, menjadi Anak, menjadi Kakak, menjadi Adik, menjadi Kekasih, menjadi Sahabat,...

Terima kasih kepada Pria, Dia yang bermati demi orang yang dikasihinya,...

Dan dengan rindu yang ber-do`a ini, Kupinta tempat terbaik pada-Nya untukmu,
seorang Pria, anak yang dicintai Ibuku, Kakak yang selalu melindungiku, (Almarhum) Muhaimin Gunawan

Rabu, 16 Juni 2010

Surat Para Serigala







Kau mungkin mengerti aku, tapi kau takkan pernah menjadi aku, kau takkan pernah tahu rasanya akan hal itu.

Dan kau tak perlu selalu datang, memintaku melakukan hal-hal yang menurutmu,baik untukku.
Memang terkadang aku perlu semangat darimu.
Tapi aku tak sehebat yang kau kira,
Untuk bisa menjadi lebih baik secepat itu.
Cukup kau diam, disana, disampingku,
Temani aku disaat rapuh,
Pijarkan hatiku disaat redup,
Ajari aku tentang hidup, perlahan saja.
Aku butuh kamu (walaupun selalu takut untuk mengakuinya) disampingku,
Tapi jangan kau terlalu mengusikku, janga berisik!!
Terkadang akupun ingin beristirahat,
Tak perlu ada yang mengganggu, tidak juga kau,...

Dan bila pada saatnya nanti, akhirnya kaupun merasa lelah,
Lalu menyerah.
Aku mungkin akan kecewa, tapi takkan ku menyalahkanmu.
Akupun takkan meminta maaf, karena memang tak pernah ku meminta siapapun untuk datang, dan tepat pada saat itu juga, aku takkan pernah bersedih saat seorang pergi, karena aku sangat mengerti, seorang tak pernah datang (untukku), hanya singgah, dan singgah hanyalah sementara.

Kau tak perlu tahu, siapa dirimu bagiku.
Kau hanya perlu tahu, bahwa aku pernah mengenalmu,
Tak pernah lebih dalam dari itu, bagiku, dan mungkin juga bagimu.

Untukmu kuucapkan terima kasih, untuk semua yang (mungkin) kau lakukan untukku.

Terima kasih, atas segalanya- sampai saat ini- saja.








Dan jangan kau sebut aku sebagai "yang terkasihani".






Sabtu, 12 Juni 2010

Aku yang jahat !!

Jangan pernah kau bilang aku baik (memang tidak)
Aku hanya Si-Hina,
Bukan pengorban, bukan pengasih, bukan penolong, bukan juga Si-Baik hati.

Tidakkah kau lihat tanduk dan taring ini!!?

yang terleceh, saat mengorban
yang tersakiti, saat mengasihi
yang terhianati, saat menolong
yang mendengki, saat berbaik

Aku bukan Mashokist, terlebih orang baik, bukan, sama sekali bukan!!
Aku hanya manusia, yang juga pemilik hati iblis.

Darahku Hitam, tidak merah.

Aku seorang skeptis, Sang pesimistik,
Pemain panggung melankolis-tragis, pemilik ironi, penuh gelap dan naas.

Jangan kau sebut namaku, jangan kau ingat wajahku !!
Kau hanya akan termuak-tersedih !!

Ingat!!
Aku bukan orang baik, bukan juga Mashokist,
Hanya manusia pemilik tanduk dan taring,

pengharap imbal, pengemis upeti
si-penuntut, jendral otoriter

pengusik pagi, penyiksa siang, perusak senja, pengacau malam

raja tanpa tahu, tuan sesal.

Aku tak pernah baik, tak akan pernah.

Lihatlah aku!
Disana, di pojok yang tandus, yang tubuhnya terbakar hitam,
Hanya putih dari taring dan tanduk yang terlihat,
yang tubuhnya membusuk-dimakan ulat,


SEONGGOK MAYAT!!





Filly Rizky




Kudengar namamu Filly, benarkah??

Aku mulai mengenalmu, tersentak oleh hadirmu.
Boleh ku menyukaimu? menyukai, karena memang aku suka kamu, bukan mencinta, bukan tentang rasa, hanya suka.

Boleh ku tanya kabar disetiap malam?
Boleh ku bercengkrama saat ku rindu?

Kalau begitu, sudikah memberikanku nomor ponselmu, yang kutahu kitapun seorang M3, bukan 3, terlebih XL.
Walaupun sempat kukecewa saat tahu esia-mu ternyata telah tiada.
Tapi tak mengapa, sesama M3 juga tetap murah kok
(*sehabis separuh malam, pukul 12 sampai 12)

Oh ya!
Aku juga mendengar tentang seorang cowo, Penggema
rmu sepertinya,..
Dia (yang) Tersembunyi Oleh Malunya Itu (dan) Gundah Amat Nyiksa Inginnya (berharap bisa beranjak)
P
ergi Untuk Tuturkan Rasa Asmaranya padamu, Filly.
(gw ga sebut nama yahh!! Piss gan :D)

Oh, sudahlah! tak penting juga kita berbicara tentang dia, buang tinta pikirku,
Hanya saja ingin ku titipkan pesan untukmu Filly, jangan kau beri kabarmu padanya,
karena memang "ga semua hal tentang lo dia harus tau!! HA!" (=p)

Heii Filly,

Masih ingatkah kau saat kita saling berujar tentang 2 insan (aku dan kamu),
dari ponsel yang ditinggalkan sang empunya, malam itu, dipukul 11-12.

Kau ucap aku pintar, dan ku ucap kau pemberani
Ku tahu tentang baikmu,
Tentang engkau yang lembut,
Tentang engkau yang selalu perduli,
Walau terkadang melankolis, sang perasa.

Kau banyak berujar, dan aku suka mendengar.

Kau baca tulisku, dan aku berterima kasih.

Dan kini yang kunanti, saat dimana kita akan berjumpa, saling melihat raga, melepas jerat ingin temu.
Ku tunggu kabarmu, untuk saat itu, kabari aku lekas.

Oh ya, dan satu pesan lagi untukmu

Saat dia bertanya, siapakah yang akan kau pilih,
Aku atau dia, maka jawablah dengan lembut padan
ya

"Siapa aja boleeeh,...!!"








Teruntuk, Filly Rizky, Wanita yang kukenal dan kukenang,
Terima Kasih untuk hadirmu :)





Kamis, 03 Juni 2010

Dia, untukmu (mungkin), dan bukan aku.



Pernah aku berkata: "
Asmara itu nuansa yang memabukan dan penuh racun! Sedangkan cinta? itu bukanlah apapun, hanya pengakuan sebuah rasa yang membuatmu menangis saat mengingkarinya."


Aku tak menangis, tapi rasa itu kini membuat paru terasa amat sesak, memaksa logikaku untuk lupa ingatan dan menggerakan tubuh ini untuk ber
lari lagi, kini lebih cepat.
Aku terus menatap gambaran dirimu, yang (kupaksa) mulai terlekang, baiklah, ku akui (mungkin) aku memiliki rasa terhadapmu, rasa yang hanya terejawantah dalam diam dari sisi aku, tidak akan pernah dari sisimu, pikirku.

Aku bukan yang dipujamu, aku hanya pemujamu.
Aku bukan siapa untukmu, tapi engkau membuat dirimu menjadi siapa bagiku.
Kau tak bergerak, tak bertutur, hanya diam didepanku membuatku terpaku lalu tergetar.

Aku tak pernah mengatakan tentang rahasia rasa i
ni, aku hanya berani menatapmu dari kesendirianku, karena bagiku kau sungguh menakutkan, kau adalah makhluk terindah yang mampu mencabik-cabikku, menjadi serpihan, teronggok saat ada-mu menjadi tiada, membuatku menggigil dalam merindukanmu.
Kau tidak mendengar, siapapun tak kan mendengar, tentang jeritan ini

"AKU RINDU!!, AKU TERSIKSA AKAN RASA INI!!, ARGGHHH!!"

Sungguh, kau adalah pengganggu tenangku, pengusik sendiriku, dan aku mulai lelah tentang semua ini.
Lalu, beruntunglah aku (mungkin inipun yang membuatku sebenarnya bersedih), kini kau menghianati rasa dari sisiku. Bercumbu dengan ses
uatu yang tak kusukai, bermain dengan dia yang ku benci, silahkan kalau kau ingin menyebutnya cemburu, dan kecewa, mungkin padamu, terlebih padaku.

Sudahlah, seorang pengecut ini memang tidak pernah pantas untuk menuai rasamu, aku hanya pangeran kodok yang mengharapkan kecupan dari putri yang takkan pernah ada, karena kau memang bukan seorang putri dan kau memang tak ingin menjadi putri (untukku), kau hanya perempuan jalang yang membuatku termabuk dalam sebuah asmara, maafkan aku, ini hanya amarahku tentang kekecewaan, pada diri dan rasaku.


Aku yang teronggok,
Aku yang pedih,
Aku yang merindukanmu,
Aku yang sendiri dan kecewa,
Kini terpuruk, dalam diam, dalam mati


"Terima kasih pada cinta yang selalu pahit, terlebih untukku."





dan aku berharap, semoga lelah akan rasa ini cepat berlalu seperti asap rokok yang menghilang bersama kabut kelam







Cumbuan sebatang rokok





Dalam ruang reyot ini, dalam gelap yang penuh emosi, dingin.

Dia yang bertelanjang, yang merasakan sepi,


Rona bibir lembutnya bergincu merah, bercumbu bersama selinting tembakau yang beraroma menthol, dirasakan dingin mint yang merasuk menyelimuti tenggorokan, dingin, sedingin malam-malam yang biasa dilaluinya dalam ruang penuh emosi itu, sendiri.


Dihisapnya lintingan tembakau itu, dalam, sedalam semua hitam yang menyesakan paru, diselami hitam itu sejenak dalam jantungnya, memanas-membakar yang berada dalam dadanya. Dibiarkan tar dan nikotin mengendap bersama sesal, menjadi candu yang menyakitkan.

Dan lalu dihembuskan dalam berbagai bentuk asap, menari hening melewati mulut yang selalu terdiam, tak bicara. Dan terkadang meleos melalui lubang hidung, terbang bersama hayalnya-angannya tentang beban yang menjelma menjadi ringan, bersatu bersama harunya langit kelam.


Tenggelam dalam lamunan sendu disetiap batangnya, menggantikan kisah-kisah kelu yang berganti, satu batang untuk setiap kisah, untuk setiap hampa yang terasa.


Terenyak dalam sebuah adegan dimana dia bermandikan peluh yang bercampur dengan darah, isak yang menghantam dadanya, menyempitkan logikanya, membuat wajahnya parau tapi dengan senyum. Ditampar, dicakar, menikmati hasrat dalam remangnya hati, dalam sebuah pelarian bersama debu yang berterbangan diselimuti kelabunya asap pekat itu.

Setiap hirupnya menyalakan bara, yang mulai redup lalu memerah kembali, terang seperti teriakan yang (ingin) dikeluarkannya, menuju pangkal-pangkal hidup, lalu menghitam dalam kesuraman.


1 hisap lagi sebelum pangkal, dihisapnya, dimatikan dan dinyalakan sebatang, lagi. 1 batang lagi, dengan harap akan berhenti kelak. 1 batang lagi, untuk sebuah lamunan, untuk sebuah kesedihan, kekecewaan, kesepian dan pelarian dari permainan-permainan. Diputarnya rokok itu, mempermainkannya dalam putaran-putaran, seperti rasa yang selalu mempermainkan hidupnya.


Sungguh paru ini sesak, jantung ini seakan berhenti berdetak. Tapi biarlah karena memang itu yang selalu terasa, biarkan cumbuan bersama rokok ini menemani setiap gelap yang dirasa, terhanyut walau harus mati kelak. Tak ada yang bisa mencumbunya seperti sebatang rokok yang terus menggrogoti ini. Rokok ini tak pernah menyundut, tak pernah membuat terluka, hanya menemani setiap relung-relung kosong, menghangatkan setiap malam dingin.




1 hisap lagi sebelum pangkal,



ini hisapan terakhir, untuk cumbuan sebatang rokok, lagi.








Kamis, 27 Mei 2010

Cant think,... Duh !!



If I`m

the "abandoned"

then You is

the"pathetic",

I think.


What a hoodoo story ...


heii, aku ingin berteriak kearahmu !!

"AKU INI SAMPAH !!(?)"


I`m not good in gambling, sigh

Angin sepoi itu beranjak pergi menjauh saat sebuah pengharapan menjadi begitu mahal...


Terbangun dari tidurnya, dan dia membaca sebuah pesan "ini berakhir pelan dan menyakitkan, namun tak pernah tersembul sebuah kata penyesalan" dan senyumpun merona.

Yang indah itu (terkadang) selalu tersadari disaat terakhir, dan kita akan bersedih karena hanya bisa menikmatinya sesaat saja.





Senin, 24 Mei 2010

Pandora-Paradoks



Pandora, masihkah Kau menyimpan gelap kotak Pandora itu dalam diriMu?

heii, Engkau yang mengagungkan rasa. Sesungguhnya Engkau hanyalah pengejawantah, penulis kata, seorang pujangga.
Bukanlah perasa, bahkan yang merabakan rasa sampai relungMu.

heii, Engkau yang merasa sedang bermain bersama Eros, bahkan Erospun takkan sudi mempermainkanMu, karena kau memang tidak pernah ada dalam permainan-permainan.

heii, Engkau yang selalu memuja cinta, bermandikan jingga dalam romansa. Terlihat menikmatinya tapi bahkan tak pernah memunyainya.

Termenunglah sejenak dan temukan tanya.
Pernahkah Engkau menikmati sejuknya penyadaran?
Tentang rasa yang Eros sebut itu sebagai cinta,
bukan romansa dari sebuah asa yang disebut asmara.
Asmara itu nuansa yang memabukan dan penuh racun!
Sedangkan cinta? itu bukanlah apapun,
hanya pengakuan sebuah rasa yang membuatmu menangis saat mengingkarinya.

Aku bukan menuturkan tasbih cinta padaMu.
Aku terlalu dangkal untuk itu, juga Engkau.
Aku (mungkin) hanyalah penggila cinta, dan orang menyebutku "majnun" (Si Orang Bodoh),
dan Akupun tidaklah mengajakMu bercinta.
Oh sudahlah, mari berhenti membicarakan Aku dan Engkau seakan kita mengerti tentang cinta.

Aku ingin memperlihatkan 2 insan padaMu,
Dia yang gundah lalu tersesat,
dan Dia yang menanti untuk bercinta.

2 insan itu bertanya pada Tuhan tentang kekasih,
Tuhan tak bertutur, hanya menunjuk kearah 2 tubuh yang bertelanjang (tubuh 2 insan).

Dia yang gundah lalu tersesat melihat itu kepada lututnya, kemaluan, dan duburnya.
Dia yang menanti untuk bercinta melihat itu kepada kepala, matanya, lalu pada dadanya.

Dia yang gundah lalu tersesat melihat kearah lututnya dimana ia meletakan logika, mengelus kemaluan merasakan hasrat dan nafsu, lalu membuangnya melalui dubur dalam kesemuan yang teramat hina.

Dia yang menanti untuk bercinta melihat pada kepalanya dimana ia berfikir tentang teka-teki sebuah rasa, menggunakan matanya melihat menembus ilusi, dan membuka dadanya (hatinya) yang diketuk cinta (nanti).

Aku dan Engkau, bukanlah pecinta (bukan, untuk saat ini).
Aku dan Engkau hanyalah insan, yang ingin dipermainkan dan bermain bersama Eros.
Budak yang mencari kebebasan dari romansa sebuah asa yang bergelut dalam sebuah asmara.
Hamba yang bersujud kepada Tuhan dan bertanya-meminta tentang cinta.

Aku dan Engkau,
yang menari,
yang berpeluh dalam (mungkin) merahnya cinta yang kini orang menyebutnya sebagai , Paradoks.







"Pandora-Paradoks,... Dark`s and Red`s,.. its about life its about love,..."






Jumat, 21 Mei 2010

CAN`T WAIT TIL THAT TIME, DUH !!

I think, there`s a time for me to back in to my nature live
-- alone, like a wolf

Hemm, not really alone i think
I still have to socializing my self
Say hallo, have a lil chit-chat but never let it get personal, and say good bye anytime
nothingless nevermore

I am not isolating my self
I just need time to resting my mind, my body, my heart, and my ....
Spending my time for my self and my reflection

" its better to happy ALONE, than(d) UNHAPPY togther"

But before that, i must finishing what i`ve started, what i`m doing, and maybe finishing my promise to someone.
Either way, finalized what I (we) set to accomplish.
And after that, i can freely live with my self (alone) and it will be a simple-pleasurable live




I`m a wolf, i`m alone, and i`m happy, so happy
:)





"Dibawah matahari senja ku berdoa, selalu berdoa, dan pada angin yang berhembus kutitipkan salam pada Engkau, Dia, Mereka, dan Yang lainnya"

Rabu, 19 Mei 2010

Terserah !!

Saya tidak perduli apapun yang anda lakukan,
Saya tidak perduli apapun ini akan menjadi,
Semua terserah anda !!

Saya hanya ingin menjalani ini tanpa penyesalan,
Saya hanya ingin melakukan (mungkin) yang seharusnya saya lakukan,
Semua terserah saya !!

Jika anda menunjukan taring kepada saya,
Dan jika anda juga menunjukan tanduk kepada saya,
Semua terserah anda !!

Jika menurut anda saya itu salah,
Dan jika anda juga merasa tidak membutuhkan saya,
Semua terserah saya !!

Saya, anda, dan mereka tidak perlu memikirkan hal ini,
Biarkan ini berjalan semau anda, semau saya, dan biarkan ini berakhir pada waktunya (nanti).

Bagaimanapun anda memperlakukan saya,
Semua itu terserah anda !!
Saya hanya ingin menjalani sisa-sisa ("Hari ini...") tanpa penyesalan ...

Saya tidak perlu tahu apakah ini akan percuma atau tidak,
Atau memang sudah percuma sejak awal !!

TERSERAH !!

Jumat, 14 Mei 2010

Gw terlalu takut untuk menjalani hal semacam ini ...

Dalam hujan, saat malam, dengan diam
Aku bertemu seorang wanita, dia sangat cantik
Dia wanita yang paling cantik dimata ku
Mungkin aku menemukan cinta dimatanya
Sebuah mimpi indah dan senyum yang begitu manis

Oh tuhan, AKU JATUH CINTA !!

HAHA, tolol ...

"Cinta itu pergi sebelum aku mengenalnya, karena memang aku yang mengusirnya, aku hanya takut, saat aku sangat nyaman dengan cinta itu, dia akan meninggalkanku tepat disaat aku sudah sangat bahagia dengannya"

Aku hanya bisa mengakui rasa ini (dalam hati), dan dia tak perlu tahu.
Karena aku memang tak ingin dia tahu, (kurasa dia sudah tahu)
Biar senang ini, sakit ini, sendiri ini, harapan ini, ingin ini, rindu dan sayang yang menyiksa
Kunikmati-kutelan, sendiri saja

Sekarang, aku hanya bisa menunggu rasa ini pudar



Perlahan dan menyakitkan, sangat ...




Minggu, 09 Mei 2010

Sebuah tulisan dalam mimpi ...



Mimpi adalah manifestasi dari apa yang
paling kita inginkan atau mungkin yang paling kita takutkan.
Terbangun dari sebuah mimpi yang penuh gundah, teringat tentang tulisan yang kubaca didimensi lain itu.

Aku bukan kemarinmu
Karena Aku sudah melupakanmu

Aku bukan kinimu
Karena kita sudah tak bersama

Aku bukan esokmu
Karena Aku akan meninggalkanmu

Aku tak bisa memutar kemarinmu
Aku terlalu lelah untuk kinimu
Aku tak bisa berharap untuk esokmu

Aku dan Kamu
Kemarin, Kini, dan Esok
Hanyalah mimpi yang akan terhapus saat sang empunya telah terbangun

Sontak kepala ini mencoba mencari memori yang hilang,...

Siapakah sang penulisnya??







Tau` lah !!




Bisa baca ga lo ??


Gw..

Cape,


Tau ga sih lo?