Senin, 24 Mei 2010

Pandora-Paradoks



Pandora, masihkah Kau menyimpan gelap kotak Pandora itu dalam diriMu?

heii, Engkau yang mengagungkan rasa. Sesungguhnya Engkau hanyalah pengejawantah, penulis kata, seorang pujangga.
Bukanlah perasa, bahkan yang merabakan rasa sampai relungMu.

heii, Engkau yang merasa sedang bermain bersama Eros, bahkan Erospun takkan sudi mempermainkanMu, karena kau memang tidak pernah ada dalam permainan-permainan.

heii, Engkau yang selalu memuja cinta, bermandikan jingga dalam romansa. Terlihat menikmatinya tapi bahkan tak pernah memunyainya.

Termenunglah sejenak dan temukan tanya.
Pernahkah Engkau menikmati sejuknya penyadaran?
Tentang rasa yang Eros sebut itu sebagai cinta,
bukan romansa dari sebuah asa yang disebut asmara.
Asmara itu nuansa yang memabukan dan penuh racun!
Sedangkan cinta? itu bukanlah apapun,
hanya pengakuan sebuah rasa yang membuatmu menangis saat mengingkarinya.

Aku bukan menuturkan tasbih cinta padaMu.
Aku terlalu dangkal untuk itu, juga Engkau.
Aku (mungkin) hanyalah penggila cinta, dan orang menyebutku "majnun" (Si Orang Bodoh),
dan Akupun tidaklah mengajakMu bercinta.
Oh sudahlah, mari berhenti membicarakan Aku dan Engkau seakan kita mengerti tentang cinta.

Aku ingin memperlihatkan 2 insan padaMu,
Dia yang gundah lalu tersesat,
dan Dia yang menanti untuk bercinta.

2 insan itu bertanya pada Tuhan tentang kekasih,
Tuhan tak bertutur, hanya menunjuk kearah 2 tubuh yang bertelanjang (tubuh 2 insan).

Dia yang gundah lalu tersesat melihat itu kepada lututnya, kemaluan, dan duburnya.
Dia yang menanti untuk bercinta melihat itu kepada kepala, matanya, lalu pada dadanya.

Dia yang gundah lalu tersesat melihat kearah lututnya dimana ia meletakan logika, mengelus kemaluan merasakan hasrat dan nafsu, lalu membuangnya melalui dubur dalam kesemuan yang teramat hina.

Dia yang menanti untuk bercinta melihat pada kepalanya dimana ia berfikir tentang teka-teki sebuah rasa, menggunakan matanya melihat menembus ilusi, dan membuka dadanya (hatinya) yang diketuk cinta (nanti).

Aku dan Engkau, bukanlah pecinta (bukan, untuk saat ini).
Aku dan Engkau hanyalah insan, yang ingin dipermainkan dan bermain bersama Eros.
Budak yang mencari kebebasan dari romansa sebuah asa yang bergelut dalam sebuah asmara.
Hamba yang bersujud kepada Tuhan dan bertanya-meminta tentang cinta.

Aku dan Engkau,
yang menari,
yang berpeluh dalam (mungkin) merahnya cinta yang kini orang menyebutnya sebagai , Paradoks.







"Pandora-Paradoks,... Dark`s and Red`s,.. its about life its about love,..."






Tidak ada komentar:

Posting Komentar