Sabtu, 04 Desember 2010

Ketika Aku Mengharapkan Perih,...




Saya pesakitan, yang menulis saat dada sesak.
Saya pesakitan, yang menulis dengan terbatuk-batuk.
Saya pesakitan, yang menuli
s dengan badan lusuh oleh peluh

Saya pesakitan, yang menulis roman, dengan sakit!









##



Kau Ajarkan Aku
Mengharap
Kau Berikan Aku Keberputus-asaan



Tahukah Engkau, betapa senangnya hati ini saat Engkau ada
Tahukah juga Engkau, disaat itu pula Aku terluka

Tahukah Engkau, bahwa Kau adalah damaiKu
Tahukah juga Engkau, disaat itu pula Ka
u adalah kelakar teror



Aku merasa tahu segala tentangMu
Tapi Aku tak sedekat Dia, yang selalu Kau kabari disetiap waktu

Aku merasa bisa buatMu tersenyum
Tapi Aku tak sehebat Dia, yang selalu bisa menjaga tenangMu

Aku merasa bisa melindungiMu
Tapi Aku tak segagah Dia, yang selalu bis
a buatMu merasa aman




Sadarkah Engkau, disaat Aku tersenyum sumringah bersamaMu, disaat itu pula mataKu bersedih akan kehilanganMu. Dan Aku selalu berjalan pulang dengan penuh kesadaran bahwa hatiMu ada bukan untukKu, dan sungguh Aku tersiksa karenanya, selalu berpulang dengan kepal
a menengadah ke langit memaksa getir ini untuk tak meruntuh




Sedekatnya Aku denganMu
Tapi aku tak seperti Dia, yang sanggup menjamah HatiMu

Sebaiknya aku dimataMu
Tapi Aku tak seperti Dia, yang selalu Ka
u damba

Betapapun kau memperhatikanKu
Tapi Aku tak pernah seperti Dia, yang tak pernah Kau lewatkan tiap detiknya

Disaat Engkau begitu baik terhadapku, Aku sangat tahu itu takkan selamanya
Karena Engkau hanya akan selalu ada untuk Dia, Bukan Aku



Engkau mungkin menyayangiKu, dan Aku sun
gguh mencintaiMu
Tapi CintaMu hanya ada untuk Dia

Sampai merintihpun Aku mencari celah
HatiMu hanya akan terbuka untuk Dia

Aku memujamu, disaat itu pula Kau dan Dia menabur roman
Sungguh siksa, aku yang terus mencintamu, yang juga tergerus oleh pupus




Aku terus berlari mengejar bayangmu walaupun Aku tahu takkan pernah mampu ku memelukMu dan semua hanya akan berujung kekecewaan, Tapi Aku juga tak tahu cara untuk berhenti, Aku terlanjur menginginkanMu-MencanduMu. Aku terus berharap kosong penuh takut, sungguh menyiksa.

Aku sangat tahu, diakhir cerita hanya ada K
au dan Dia
Karena Aku adalah tiada, bagiMu. Dan oleh karena itu, Akupun akan menghilang, tapi itu nanti. Waktu masih ingin terus menyiksaku terhipnotis oleh cinta tak terbalas ini, hingga nanti bulan delapan menjemput

Saat hanya ada Kau dan Dia, saat Aku menghilang bersama perih





Kau Ajarakan Aku Bahagia
Kau Berikan Aku Derita


Kau buatKu mencintamu,
Walau cintamu bukanlah untukKu

Kau buatKu memu
jamu,
Walau ku tak bisa pelukMu

Kau rinduKu, buatku mencandu
Perih terindah
malam ini






Teruntuk, wanita terindah yang takkan pernah Ku lupakan,
karena cinta dan sakit ini begitu nyata
:) :) :)








Tidak ada komentar:

Posting Komentar