Saya pesakitan, yang menulis saat dada sesak.
Saya pesakitan, yang menulis dengan terbatuk-batuk.
Saya pesakitan, yang menulis dengan badan lusuh oleh peluh
Saya pesakitan, yang menulis roman, dengan sakit!
##
Kau Ajarkan Aku Mengharap
Kau Berikan Aku Keberputus-asaan
Tahukah Engkau, betapa senangnya hati ini saat Engkau ada
Tahukah juga Engkau, disaat itu pula Aku terluka
Tahukah Engkau, bahwa Kau adalah damaiKu
Tahukah juga Engkau, disaat itu pula Kau adalah kelakar teror
Aku merasa tahu segala tentangMu
Tapi Aku tak sedekat Dia, yang selalu Kau kabari disetiap waktu
Aku merasa bisa buatMu tersenyum
Tapi Aku tak sehebat Dia, yang selalu bisa menjaga tenangMu
Aku merasa bisa melindungiMu
Tapi Aku tak segagah Dia, yang selalu bisa buatMu merasa aman
Sadarkah Engkau, disaat Aku tersenyum sumringah bersamaMu, disaat itu pula mataKu bersedih akan kehilanganMu. Dan Aku selalu berjalan pulang dengan penuh kesadaran bahwa hatiMu ada bukan untukKu, dan sungguh Aku tersiksa karenanya, selalu berpulang dengan kepala menengadah ke langit memaksa getir ini untuk tak meruntuh
Sedekatnya Aku denganMu
Tapi aku tak seperti Dia, yang sanggup menjamah HatiMu
Sebaiknya aku dimataMu
Tapi Aku tak seperti Dia, yang selalu Kau damba
Betapapun kau memperhatikanKu
Tapi Aku tak pernah seperti Dia, yang tak pernah Kau lewatkan tiap detiknya
Disaat Engkau begitu baik terhadapku, Aku sangat tahu itu takkan selamanya
Karena Engkau hanya akan selalu ada untuk Dia, Bukan Aku
Engkau mungkin menyayangiKu, dan Aku sungguh mencintaiMu
Tapi CintaMu hanya ada untuk Dia
Sampai merintihpun Aku mencari celah
HatiMu hanya akan terbuka untuk Dia
Aku memujamu, disaat itu pula Kau dan Dia menabur roman
Sungguh siksa, aku yang terus mencintamu, yang juga tergerus oleh pupus
Aku terus berlari mengejar bayangmu walaupun Aku tahu takkan pernah mampu ku memelukMu dan semua hanya akan berujung kekecewaan, Tapi Aku juga tak tahu cara untuk berhenti, Aku terlanjur menginginkanMu-MencanduMu. Aku terus berharap kosong penuh takut, sungguh menyiksa.
Aku sangat tahu, diakhir cerita hanya ada Kau dan Dia
Karena Aku adalah tiada, bagiMu. Dan oleh karena itu, Akupun akan menghilang, tapi itu nanti. Waktu masih ingin terus menyiksaku terhipnotis oleh cinta tak terbalas ini, hingga nanti bulan delapan menjemput
Saat hanya ada Kau dan Dia, saat Aku menghilang bersama perih
Kau Ajarakan Aku Bahagia
Kau Berikan Aku Derita
Kau buatKu mencintamu,
Walau cintamu bukanlah untukKu
Kau buatKu memu jamu,
Walau ku tak bisa pelukMu
Kau rinduKu, buatku mencandu
Perih terindah malam ini
Teruntuk, wanita terindah yang takkan pernah Ku lupakan,
karena cinta dan sakit ini begitu nyata
:) :) :)
Kau Berikan Aku Derita
Kau buatKu mencintamu,
Walau cintamu bukanlah untukKu
Kau buatKu memu jamu,
Walau ku tak bisa pelukMu
Kau rinduKu, buatku mencandu
Perih terindah malam ini
Teruntuk, wanita terindah yang takkan pernah Ku lupakan,
karena cinta dan sakit ini begitu nyata
:) :) :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar