"Sama tuhan, mama ga mengharap banyak hal soal kamu, mama cuma berdoa kamu bisa ngerti kalo tuhan selalu ngasih yang terbaik. Mama percaya sama kamu, mama percaya kamu pasti bisa. Anak mamakan pintar dan hebat!"
Kali ini, akan mendebarkan dan penuh darah,...
:Fuuhhh:
Sekitar tiga minggu yang lalu, seorang tukang- Pa Waluyo memasang instalasi listrik di rumah gw (sejak tahun lalu rumah gw udah ada listrik, tapi belum ada saklar-stop kontak-dkk, so banyak kabel seliweran ga jelas dirumah). Hari itu gw sekeluarga merasa lega dan senang, akhirnya ada uang untuk pasang listrik, udah bosen soalnya kesetrum terus sama sambungan kabel, apa lagi rumah atapnya ada yang bocor juga kan, sigh.
Singkat cerita aja yah, sekitar jam 11 Pa Waluyo ada diatap rumah (tingginya 2,7m) masang kabel, saat itu gw lagi gosok gigi sehabis makan siang. Tiba-tiba ada suara keras disusul teriakan nyokap. Sontak gw langsung ketengah rumah and what I see... Pa Waluyo udah terkapar-tengkurap jatuh dari plafon rumah ruang tengah. Damn. I turn around his body slowly hoping he will be ok, but when I turned his head.... suddenly blood`s rushing from his head- a lot of blood. I am shocking. Darahnya mengalir sangat banyak dari kepala disertai dengusan-dengusan keras karena hidungnya tersumbat darah, ditambah lagi kemudian dia juga muntah. Gosh!! why should`ve anyone die at my house, my parent dream house. Sesaat kemudian mama jatuh pingsan, papa cuma bisa duduk terdiam. He will be die soon, what should I do, god please help me. I dont know what to do, just screaming "tolong", somebody please help me. Beruntung dalam waktu singkat beberapa orang datang dan kami langsung menggotongnya ke mobil tetangga dan membawa Pa Waluyo ke Rumah sakit.
Pa Waluyo masuk UGD, gw cuma bisa istighfar. Anaknya datang, I cant say anything, but I must say something,.. " Kita berdoa yah semoga bapa baik-baik aja". Istrinya datang, hanya saling menatap dan terdiam. Gw ga brani ngomong apa-apa. Saat itu gw panik banget, langsung aktivin kartu kredit yang baru aja gw dapet dan langsung telp kakak ipar gw, "Aku pinjam uang berapapun yang bisa mas pinjemin, aku ganti pasti". I just want do the best, cause its about someone life. Dua jam berlalu, harus diantar kerumah sakit yang lebih besar untuk CT-scan, rontgen, cek darah. "Terserah dok, pokoknya saya mau bapa ini baik-baik aja, biaya berapapun saya tanggung!"
Diambulance, gw merinding waktu liat keadaan Pa waluyo. "Apa dia bisa selamat?"
3 hari berlalu, puji tuhan Pa waluyo clear ga ada luka dalam, ga ada patah tulang, dan sudah bisa pulang. Wogh, leganya minta ampun gw dan yang lebih bikin lega uang yang udah gw bayar untuk perawatan bisa digantiin sama asuransi. Hoooaaaaa thx god !!
Dihari gw mengantarkan Pa Waluyo untuk check out, sekalian deh gw ajak bokap ke rumah sakit untuk check penyakitnya (emang udah lama bokap sakit tapi belum sempet untuk general check up -klise, masalah biaya-, tapi berhubung gw udah aktivin kartu kredit ya udah lanjutin aj ngutangnya, he2 :P ).
Hasil diagnosanya,...
Harus rawat inap karena paru-paru bokap kanan-kiri udah kena TBC 50% lebih, yang lebih bikin hati ini makin miris saat bilang sebenarnya udah rada telad datangnya. Lutut kanan bokap juga kena rawan-sendi, karena kaki kiri bokap kan bulat dan lebih kecil ukurannya, jadi yang kanan dipergunakan secara over. Daaaaan, gw udah bisa nebak sih keputusan bokap.. Ga mau rawat inap, minum obat aj. Even cuma minum obat ternyata harga obatnya ga murah dan harus diminum 6 bulan, kenyataan ini sempat bikin gw-....... entahlah.
Udah sering gw denger kata galau, akhirnya gw tau bener apa itu galau, i felt it, and it make me feelin lil bit- ya u know lah.. kerja ga tenang-tidur ga tenang. Apa lagi kalau ingat malam pas gw lagi dirumah bokap terus mengerang kesakitan.Dan sempurna sekali sepertinya kejutan berikutnya, yup gw punya masalah dikantor-dan masalah yang satu ini bikin gw benar-benar depressed hingga akhirnya memutuskan -sepertinya resign harus gw lakukan- find a new job (and it must better). Shitman!
I must earn more money, much money, more money... but hooowwwwwwww?!?! GOD why you throw me this shit! Pa Waluyo-then my father- my office. arghhh.
Day by day, then I realize something, kalau Pa Waluyo ga kecelakaan-gw ga akan aktivin credit card- gw ga akan punya nyali untuk check bokap ke dokter- bokap ga ketahuan TBCnya udah parah- and something worst will be happend. And If I hadn`t problem in office, I will never strugle this hard to earn money. I will never know that I able manage three business while I still work.
Diwaktu gw hopeless, doa nyokap lah yang paling bisa menenangkan gw (well, gw ga cerita kejadian dikantor, gw cuma bilang gw punya rencana untuk cari uang lebih banyak). Tepat sekali gw minta doa nyokap, karena jawabannyalah hati gw bisa tenang "Sama tuhan, mama ga mengharap banyak hal soal kamu, mama cuma berdoa
kamu bisa ngerti kalo tuhan selalu ngasih yang terbaik. Mama percaya sama
kamu, mama percaya kamu pasti bisa. Anak mamakan pintar dan hebat!"
Gw jadi teringat, februari lalu, waktu rumah gw banjir dua meter dan bokap-nyokap ngungsi dikosan (rumah gw ditanggerang dan gw kos di slipi), gw minjem duit untuk biaya bonyok dikosan, gw mau mereka senyaman-nyamannya tanpa perlu menghawatirkan apapun. Didepan mereka gw selalu belagak banyak duit, tapi kayanya mereka sadar hal itu. Saat banjir reda mereka balik lagi kerumah, seminggu berlalu dan dihari sabtu gw balik.
Pintu terbuka, gw masuk. Sesaat gw sempat terdiam, dan melepas senyum sembari memberikan oleh-oleh yang gw bawa (bakso dua bungkus). Setelah menyajikannya gw langsung masuk kamar mandi, duduk, nangis, nangis, saat itu cuma nangis yang gw bisa. Ternyata, setelah banjir rumah cuma dibersihin seadaanya tanpa ngeberesin barang-barang yang udah ada diatap darurat. Selama seminggu orang tua gw tidur dilantai tanpa selimut, selama seminggu orang tua gw tinggal dirumah lembab. Selama seminggu mereka cuma makan nasi dan tahu aja. Tanpa TV, tanpa kipas, tanpa ada seorang yang menghibur dan menolong. Hati ini tersayat-sayat kecil.
Saat itu gw ga ngerti apa-apa, just wanna do what I must do. Tapi karena itu semua, rasa sayang gw sama orang tua jadi semakin besar. Selalu ingin memberikan hal yang mereka butuhkan, selalu ingin membuat mereka senang, selalu menuruti apa yang baik menurut mereka. Baru semenjak saat itu, gw baru benar-benar merasa menjadi seorang anak yang seharusnya. Untuk merekalah gw berjuang, untuk merekalah gw akan menjadi manusia yang baik. Agar mereka bisa dengan bangga bilang, "Itu anak saya". Agar bisa melihat mereka tersenyum bahagia. Mama-Papa udah banyak susah, dan hal itu ga akan Mukti biarin terjadi lagi. Cuma bahagia, cuma itu yang akan gw berikan untuk orang tua gw. No more suffure, no more.
Terima kasih Tuhan, berkat semua cobaan dari-Mu, aku jadi lebih bisa menghargai banyak hal.
Love you, mom-dad.